MENGAPA KITA HARUS BERBISNIS ???
Mari berbisnis
Menjadi pekerja pada perusahaan swasta atau negeri terkadang membuat kita senang dan jenuh, kenapa saya bilang senang, senang karena kita bisa mempunyai penghasilan yang tetap pada tiap bulannya selain itu bagi pegawai negeri tentunya lebih menyenangkan karena hari tua mereka terjamin dengan adanya dana pensiun dari pemerintah. Namun yang menjadi kendala saat ini adalah karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas timbulah masalah baru bagi mereka penghasilan tetap dan dana pensiun tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka.
Nah mulailah otak manusia tersebut berfikir dan mencari jalan keluar dari permasalahan hidup yang sedang mereka hadapi dan solusi mereka adalah membangun usaha sendiri atau wiraswasta, karena menurut sebagian orang atau sebagian besar orang berpendapat jika kita membangun usaha sendiri artinya kita sedang membangun kerajaan bisnis sendiri selain dana yang di keluarkan dapat di katakan tidak cukup banyak atau cukup banyak namun laba dan hasil yang kita peroleh itu beda ketimbang hasil dari pendapatan tetap kita jika bekerja di perusahaan swasta atau negeri.
Jika Anda sudah siap untuk memulai usaha atau berwirausaha sebaiknya juga pintar memilih jenis usaha apa yang akan Anda pilih, nah berikut tips dan kiatnya :
Modal
Miliki dahulu modal untuk membangun wirausaha, karena jika Anda tidak memiliki modal bagaimana bisa membangun usaha yang sudah ada idam - idamkan ? selain itu modal juga di perlukan untuk membeli peralatan - peralatan, biaya operasional dari usaha yang akan Anda bangun.
Jenis Usaha
Setelah modal usaha sudah Anda miliki langkah kedua adalah memilih jenis usaha yang tepat untuk Anda dan pas dengan modal usaha Anda. Saat Anda memilih usaha sebaiknya pilihlah berdasarkan hobi dan keinginan Anda cth jika Anda menyukai dunia design grafis tidak ada salahnya membangun usaha konsultan arsitek, jika Anda menyukai kuliner jenis usaha yang cocok dengan hobi Anda adalah membuka rumah makan atau membuat toko makanan ringan itu baru contoh sebagiannya, contoh lainnya bisa Anda pikirkan sendiri dan lihat sendiri bagaimana hobi Anda.
Mental
Miliki mental seorang petarung jika memang Anda sudah memutuskan untuk memulai usaha atau menjadi seorang wirausaha, karena jika Anda tidak memiliki jiwa seorang petarung maka saya jamin Anda tidak cukup untuk menjadi seorang wirausahawan. Saat memutuskan menjadi seorang wirausaha tentunya Anda juga harus siap menghadapi segala macam tantangan baik itu tantangan yang membuat Anda berkembang atau tantangan yang membuat kita jatuh dan putus asa dan yang pasti tidak ada kata putus asa saat memutuskan untuk membangun wirausaha.
Ketika kita sudah menemukan sebuah konsep bisnis yang ingin dijalankan, biasanya kita tidak tahu apa yang harus dipersiapkan sebelum membuka usaha tersebut. Disini akan dijelaskan beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum memulai usaha. Hal ini dilakukan agar kita dapat membuka usaha dengan sistematis dan meminimalisir kesalahan ataupun kerugian akibat kesalahan perencanaan.
Secara umum, ada 5 hal yang harus kita pertimbangkan sebelum membuka usaha, yaitu :
- Produk.
- Sistem Manajemen.
- Analisa Pasar / Konsumen.
- Strategi Pemasaran.
- Analisa Keuangan.
Produk
Pertimbangan masalah produk ini menyangkut antara lain :
Apa keunggulan produk kita dibandingkan produk dari pesaing.
Apakah produk kita memiliki suatu nilai yang lebih dibanding pesaing.
Bagaimana cara memperoleh bahan baku serta berapa biaya bahan baku tersebut.
Apakah ada teknologi dalam pembuatan produk tersebut.
Apakah dalam membuat produk tersebut harus menggunakan tenaga ahli, atau bisa dilakukan siapa saja.
Jika bisa dilakukan siapa saja, bagaimana cara melatih mereka agar dapat membuat produk yang sesuai.
Apakah kemasan produk tersebut sudah menarik untuk dilihat.
Pertimbangan masalah produk ini menyangkut antara lain :
Apa keunggulan produk kita dibandingkan produk dari pesaing.
Apakah produk kita memiliki suatu nilai yang lebih dibanding pesaing.
Bagaimana cara memperoleh bahan baku serta berapa biaya bahan baku tersebut.
Apakah ada teknologi dalam pembuatan produk tersebut.
Apakah dalam membuat produk tersebut harus menggunakan tenaga ahli, atau bisa dilakukan siapa saja.
Jika bisa dilakukan siapa saja, bagaimana cara melatih mereka agar dapat membuat produk yang sesuai.
Apakah kemasan produk tersebut sudah menarik untuk dilihat.
Sistem Manajemen
Yang termasuk dalam sistem manajemen adalah :
Siapa pemilik usaha ini? Jika ada orang selain kita bagaimana tugas dan wewenangnya. Disarankan untuk menggunakan sistem kepemimpinan tunggal, tujuannya agar tidak ada kebijakan yang saling tumpang tindih serta pembagian tugasnya jelas.
Berapa jumlah kebutuhan ruangan untuk usaha ini, dan apakah usaha ini membutuhkan suatu ruangan khusus.
Bagaimanan sistem operasionalnya. Apakah perlu waktu untuk menyiapkan produk atau apakah kita perlu waktu dalam pengantaran produk tersebut.
Jika dilakukan pengiriman, apakah ada sistem pengepakan/pengemasan yang harus dilakukan agar tidak terjadi kerusakan.
Bagaimana jalur operasional untuk usaha ini, dari mulai anda mendapatkan bahan baku sampai produk tersebut dibeli oleh konsumen.
Yang termasuk dalam sistem manajemen adalah :
Siapa pemilik usaha ini? Jika ada orang selain kita bagaimana tugas dan wewenangnya. Disarankan untuk menggunakan sistem kepemimpinan tunggal, tujuannya agar tidak ada kebijakan yang saling tumpang tindih serta pembagian tugasnya jelas.
Berapa jumlah kebutuhan ruangan untuk usaha ini, dan apakah usaha ini membutuhkan suatu ruangan khusus.
Bagaimanan sistem operasionalnya. Apakah perlu waktu untuk menyiapkan produk atau apakah kita perlu waktu dalam pengantaran produk tersebut.
Jika dilakukan pengiriman, apakah ada sistem pengepakan/pengemasan yang harus dilakukan agar tidak terjadi kerusakan.
Bagaimana jalur operasional untuk usaha ini, dari mulai anda mendapatkan bahan baku sampai produk tersebut dibeli oleh konsumen.
Analisa Pasar
Dalam analisa pasar, yang harus kita ketahui adalah :
Siapa target konsumen dari produk kita.
Apakah produk kita sudah pernah diujicobakan ke konsumen, dan bagaimana pendapat mereka.
Jika sudah tahu siap terget konsumen kita, apakah kita tahu keinginan dan kebutuhan mereka akan produk ini. Apakah mereka menginginkan hal lain agar dapat menikmati produk kita.
Siapa saja kompetitor kita dalam produk ini, dan bagaimana mereka melakukan pelayanan kepada konsumennya.
Dalam analisa pasar, yang harus kita ketahui adalah :
Siapa target konsumen dari produk kita.
Apakah produk kita sudah pernah diujicobakan ke konsumen, dan bagaimana pendapat mereka.
Jika sudah tahu siap terget konsumen kita, apakah kita tahu keinginan dan kebutuhan mereka akan produk ini. Apakah mereka menginginkan hal lain agar dapat menikmati produk kita.
Siapa saja kompetitor kita dalam produk ini, dan bagaimana mereka melakukan pelayanan kepada konsumennya.
Strategi Pemasaran
Setelah kita mengetahui kondisi pasar dari produk ini, kita dapat menciptakan strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi pasar dan juga kondisi usaha kita. Berikut yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan strategi pemasaran :
Apa nama brand/merek produk kita. Apakah brand/merek tersebut cukup familiar didengar atau sulit diucapkan.
Jelaskan strategi penjualan produk ini agar sampai ke konsumen. Jika dalam melakukan penjualan memerlukan salesman, bagaimana cara agar salesman bisa menjual produk kita.
Apa kegiatan promosi / publikasi yang kita lakukan agar konsumen bisa tahu dan mencoba produk kita. Hal yang paling penting dalam promosi awal adalah konsumen harus tahu dan mencoba dari produk kita.
Bagaimana konsumen membeli produk kita. Apakah harus datang ke toko kita, atau kita yang mendatangi konsumen. Jika konsumen yang datang ke toko kita, apakah letak toko kita dekat dan mudah dengan konsumen. Jika kita yang mendatangi konsumen, dengan cara apa kita mendatangi konsumen. Apakah dengan sistem penitipan ke retail, supermarket atau melakukan penjualan langsung.
Setelah kita mengetahui kondisi pasar dari produk ini, kita dapat menciptakan strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi pasar dan juga kondisi usaha kita. Berikut yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan strategi pemasaran :
Apa nama brand/merek produk kita. Apakah brand/merek tersebut cukup familiar didengar atau sulit diucapkan.
Jelaskan strategi penjualan produk ini agar sampai ke konsumen. Jika dalam melakukan penjualan memerlukan salesman, bagaimana cara agar salesman bisa menjual produk kita.
Apa kegiatan promosi / publikasi yang kita lakukan agar konsumen bisa tahu dan mencoba produk kita. Hal yang paling penting dalam promosi awal adalah konsumen harus tahu dan mencoba dari produk kita.
Bagaimana konsumen membeli produk kita. Apakah harus datang ke toko kita, atau kita yang mendatangi konsumen. Jika konsumen yang datang ke toko kita, apakah letak toko kita dekat dan mudah dengan konsumen. Jika kita yang mendatangi konsumen, dengan cara apa kita mendatangi konsumen. Apakah dengan sistem penitipan ke retail, supermarket atau melakukan penjualan langsung.
Analisa Keuangan
Hal terakhir yang harus dipertimbangkan adalah analisa keuangan. Berikut pertimbangan dalam hal keuangan :
Berapa kebutuhan total investasi usaha kita
Darimana kebutuhan investasi tersebut terpenuhi ( siapa yang mensuplai atau beli darimana )
Darimana pendapatan usaha ini berasal. Jika memiliki banyak produk, berapa harga dari setiap produknya dan berapa target penjualan dari setiap produk.
Berapa harga pokok produk tersebut. Ini termasuk pembelian bahan baku, biaya pengangkutan bahan baku dan upah pembuatan produk.
Berapa biaya operasional setiap bulannya untuk menjalankan usaha ini. Dimasukan juga berapa penyusutan alat – alat yang memiliki masa waktu pakai.
Berapa keuntungan bersih setiap bulannya dan apakah keuntungan ini sesuai dengan biaya investasi yang kita keluarkan.
Hal terakhir yang harus dipertimbangkan adalah analisa keuangan. Berikut pertimbangan dalam hal keuangan :
Berapa kebutuhan total investasi usaha kita
Darimana kebutuhan investasi tersebut terpenuhi ( siapa yang mensuplai atau beli darimana )
Darimana pendapatan usaha ini berasal. Jika memiliki banyak produk, berapa harga dari setiap produknya dan berapa target penjualan dari setiap produk.
Berapa harga pokok produk tersebut. Ini termasuk pembelian bahan baku, biaya pengangkutan bahan baku dan upah pembuatan produk.
Berapa biaya operasional setiap bulannya untuk menjalankan usaha ini. Dimasukan juga berapa penyusutan alat – alat yang memiliki masa waktu pakai.
Berapa keuntungan bersih setiap bulannya dan apakah keuntungan ini sesuai dengan biaya investasi yang kita keluarkan.
Alasan kenapa kita harus berbisnis
Pertama, anda harus berbisnis karena dalam ajaran agama (saya seorang muslim) diajarkan bahwa rejeki terbesar didapatkan dari perniagaan (perdagangan/bisnis). Kita sudah sering mendengar kalimat "bekerjalah seolah-olah kita akan hidup selamanya, beribadahlah seolah-olah kita akan mati esok hari". Nah, kalau hidup selamanya berarti kan butuh duit banyak, tuh. Coba ingat-ingat waktu anda beli rokok atau beli tomat 15 tahun yang lalu dan bandingkan harganya dengan sekarang. Berapa kali lipat tuh naiknya? Itu baru 15 tahun, bagaimana kalau hidup selamanya? Atau coba anda pikir-pikir deh, buat anda yang bekerja nih...sudah berapa tabungan anda sejak mulai bekerja sampai sekarang? Apakah sudah impas dengan biaya sekolah anda dari TK sampai sarjana? Jangan hitung gaji anda yang keluar buat makan sehari-hari, membayar tagihan dan menyekolahkan anak, itu mah sudah dianggap "bukan duit" karena itu kebutuhan primer yang tidak bisa tidak. Tapi hitung tabungan anda. Berapa? Sebagian besar orang tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditabung tepat setelah satu bulan sejak menerima gaji. Nah, kalau sudah jelas dalam agama bahwa rejeki terbanyak datangnya dari bisnis, ya itu jadi alasan pertama anda untuk segera memulai bisnis anda. Jangan lawan agama deh...apapun agama anda. Agama kan pedoman hidup, tul gak? Tul!
Kedua, anda harus berbisnis kalau anda menghendaki kehidupan yang mapan, nyaman, bebas dan tidak mengikat. Sedikit cerita, sebelum saya serius mengerjakan bisnis saya, beberapa teman kuliah dan anggota keluarga lebih mendorong saya untuk secepatnya menyelesaikan kuliah dan kemudian melamar untuk mencari pekerjaan, bukannya mengerjakan sesuatu yang "tidak pada jalurnya". Salah satu kalimat yang paaaaaling sering saya dengar waktu itu adalah,"yang pasti-pasti saja" dan "cari amannya saja". Sebagian besar orang menganggap dengan bekerja di sebuah perusahaan entah negeri atau swasta, maka kita sudah "pasti" dan sudah "aman". Mungkin maksudnya pasti mendapatkan gaji tiap bulan dan aman dari resiko finansial. Tapi mungkin karena bebal dan tololnya saya, kok saya tidak sependapat ya? Saya tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa sama sekali tidak ada yang pasti dan aman selama nasib kita masih berada di tangan orang lain. Apanya yang pasti kalau suatu saat perusahaan tempat kita bekerja bangkrut? Trus sekarang ada krisis global lagi. Bisa dipastikan ratusan ribu hingga jutaan orang karyawan di seluruh dunia merasa tidak aman, takut kena imbasnya yaitu pemecatan perampingan. Nah, mereka yang terbiasa berbisnis, mereka pasti bisa menemukan jalan keluar dari krisis global ini. Kenapa? Mereka sudah terbiasa mengambil keputusan sendiri dan menentukan sendiri yang mana prioritas dan yang mana bukan, karena mereka jarang disuruh dan diatur untuk mengerjakan ini-itu. Beda kan sama karyawan?
Ketiga, anda harus berbisnis karena anda hidup di lingkungan yang matre. Saya tidak bilang anda matre lho, walaupun kalau iya juga gak papa kok...hehehe. Maksud saya lingkungan yang matre itu kayak gini nih : sejak lahir (orangtua) anda sudah mengeluarkan uang untuk melahirkan anda di rumah sakit atau bidan, kemudian keluar uang lagi untuk anda sekolah, trus keluar uang terus tiap hari untuk makan, lalu supaya gak telanjang keluar uang lagi deh beli pakaian, beli HP, beli kendaraan, beli bensin, parkirnya, perawatan kesehatannya, beli rumah, bayar telpon, bayar listrik, TV kabel, pulsa, liburan, kencing di mall, nonton Kuch-kuch Hota Hai di bioskop, pesta pernikahan daaaaaannn laaaaaiiiinnn sebagaaaaaiiiiinyaaaaaaa.....semuanya mengeluarkan uang. Jadi bukan anda yang mata duitan, tapi penjualnya. Iya kan? Anda sih mata mobilan, mata makanan, mata bajuan, mata pulsaan dll karena anda mengeluarkan uang dan penjualnya menerima uang. Dalam kasus anda beli mobil misalnya, siapa yang menerima duit? Penjualnya kan? Berarti dia mata duitan dong, andanya mata mobilan. Karena dia cari duit, anda cari mobil hehehehe......Nah, udah jelas kan sekarang. Menurut anda arus uang mengalir dari mana kemana? Dari pemakai ke penyedia!!! Penyedia adalah businessman, bro....
Keempat, anda harus berbisnis karena sebagai karyawan, nasib anda 1, 2, 3 tahun ke depan gampang ditebak, yaitu tidak jauh berbeda seperti rekan kerja anda di kantor yang sudah duluan masuk kerja 1, 2, 3 tahun sebelum anda. Coba lihat rekan kerja anda yang senior. Kalau anda menghendaki kehidupan seperti yang dia miliki, ya silakan lanjutkan pekerjaan anda tanpa memikirkan untuk memiliki bisnis. Tapi kalau anda ingin lebih, segeralah mulai bisnis anda! Saya jamin, di kantor anda tidak akan pernah memiliki penghasilan lebih besar dari boss anda. Tapi di bisnis, lain ceritanya sob. Kalau anda tekun, konsisten, persisten, kerja keras, banyak belajar dan berani gagal, anda bisa saja memiliki penghasilan berkali-kali lipat dari mereka yang sudah memulai bisnis yang sama beberapa tahun sebelum anda. Saya tahu, karena saya sudah melihat banyak sekali orang yang seperti itu. Cukup banyak untuk dijadikan bahan pelajaran. Terbuka peluang yang seluas-luasnya untuk anda di dunia bisnis, percayalah!
Kelima, ini mungkin yang paling bertentangan dengan pendapat umum. Untuk sukses di dunia bisnis, anda tidak butuh terlalu banyak modal embel-embel gelar akademik dan tidak butuh terlalu banyak modal duit (!). Saya setuju sekali kalau dikatakan ilmu itu penting, jauh lebih penting dari uang. Tapi saya tidak setuju kalau dikatakan ilmu terbaik hanya bisa didapatkan dari dalam tembok universitas. Ilmu bertebaran dimana-mana, coy. Anda pelajari baik-baik semua ilmu dari dosen anda pada saat anda kuliah, maka anda dijamin akan mendapatkan.........ijazah. Kerjaan? Duit? Eits, nanti dulu. Cari sendiri dong. Tapi kalo anda belajar baik-baik, nyontek, nempel kayak perangko dan sering nyempil di tengah-tengah orang sukses, anda dijamin akan kecipratan sukses juga. Karena anda bukan hanya belajar teori, tapi anda akan langsung praktek. Dan bukan cuma itu, secara tidak sadar anda sudah meng-copy pola pikir, mental dan psikologis dari orang-orang sukses tersebut. Itu yang paling penting, sodara-sodara. Nah, coba baca kisah orang-orang yang sangat (bukan biasa-biasa) sukses di bisnis mereka masing-masing. Sebagian besar, dalam prosentase yang sangat ekstrim (mendekati 100%), mereka memulai bisnis mereka dari modal duit yang sangat minim dibandingkan mereka yang percaya bahwa semakin tinggi gelar pendidikan, uang makin banyak. Ya iyalah, coba hitung biaya S1 berapa? lanjut S2? Trus S3? Wuih....kalo duitnya dikasih ke pebisnis internet misalnya, sudah jadi berapa ratus domain tuh? Sudah bisa beli ruang iklan berapa banyak?
Teman-teman, jangan salah tangkap. Saya sama sekali tidak mengecilkan arti menjadi karyawan atau meraih pendidikan formal setinggi-tingginya. Tapi maksud saya gini lho : kalo anda menjadi karyawan karena memang anda senang dan hobi bekerja kantoran, silakan. Tapi please deh, jangan jadikan itu sumber penghasilan satu-satunya bagi anda. Rawan banget! Misalnya anda seorang dokter dan memang cita-cita anda jadi dokter adalah untuk membantu orang lain. Bagus banget tuh! Tapi jangan jadikan profesi dokter anda sebagai satu-satunya sumber duit. Lha, kalo duitnya mulai seret, gimana? Jangan-jangan anda mulai asal-asalan juga nyembuhin kita-kita. Saya punya seorang teman Dokter ahli bedah tulang (orthopedi) yang punya bisnis dimana-mana (rumah makan lah, tambak ikan lah.....macem-macem deh) dan beliau mengatakan gini "Dokter yang paling kaya tidak selamanya dokter yang baik. Profesi dokter bukan untuk memperkaya diri. Jadi dokter untuk membantu orang, berbisnis untuk jadi kaya".
Sebagian besar orang masih merasa sulit untuk menjalankan sebuah usaha. Berbagai alasan selalu menjadi penghalang mereka untuk mulai melangkah membuat usaha. Tidak memiliki modal yang cukup, selalu menjadi alasan utama bagi kebanyakan orang yang masih takut untuk memulai usaha. Namun anehnya ketika mereka memiliki modal, masih saja mereka beralasan masih bingung untuk memulai usaha di bidang apa????
Masih banyak lagi alasan yang sering digunakan oleh orang – orang yang mentalnya masih mlempem untuk memulai suatu usaha. Untuk itu berikut kami berikan Tips mengatasi kesulitan dalam membuka usaha yang sering dijadikan sebagai alasan banyak orang untuk memulai usaha.
1. Mengatasi kesulitan modal
Banyak orang yang ingin membuka usaha, namun tidak adanya modal selalu menjadi hambatan bagi mereka untuk mencoba peluang usaha yang ada. Untuk mengatasi kesulitan modal, Anda dapat mencari partner kerja atau mengajukan pinjaman kepada beberapa lembaga keuangan yang melayani masalah permodalan usaha maupun meminjam pada kerabat Anda yang dapat membantu.
Sebelum Anda mengajukan pinjaman maupun mencari partner kerja, sebaiknya buat proposal usaha dengan rincian modal yang dibutuhkan. Sehingga calon partner kerja maupun kerabat Anda yang ingin memberikan bantuan modal, lebih percaya serta tidak ragu lagi dengan usaha yang akan Anda jalankan.
2. Mengatasi masalah krisis skill maupun percaya diri
Selain kesulitan modal, kurangnya skill membuat seseorang merasa tidak percaya diri untuk memulai sebuah usaha. Untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda untuk membuka usaha sesuai skill Anda, pertama – tama tulis prestasi atau kelebihan yang ada pada diri Anda. Jika sudah mengetahui skill Anda di bidang tertentu, Anda tinggal meningkatkan kemampuan dengan belajar dari buku, belajar melalui orang yang lebih ahli atau bisa juga belajar dengan mengikuti beberapa kursus.
Jika skill Anda masih kurang, tidak perlu berkecil hati karena Anda juga bisa menggandeng partner atau mencari SDM yang terampil dan sudah ahli di bidang tersebut. Jadi Anda dapat menjalankan usaha sekalian belajar meningkatkan skill Anda.
3. Mengatasi masalah jaringan untuk pemasaran
Setelah usaha berhasil dibangun, kesulitan berikutnya yang sering dihadapi para pelaku bisnis adalah kurangnya jaringan sehingga pemasaran yang dilakukan pun juga terbatas. Sebaiknya untuk membangun jaringan, Anda bisa memulainya dari orang – orang yang sering berinteraksi dengan Anda. Mulai dari rekan kerja, tetangga, kerabat, maupun relasi – relasi kerja yang pernah menjadi partner Anda. Tawarkan kelebihan dan prospek usaha Anda, agar mereka bersedia menjalin kerjasama dengan bisnis Anda.
Disamping itu Anda juga bisa membuka jaringan pemasaran dengan berbagai perusahaan besar untuk membantu memasarkan usaha Anda. Misalnya saja bekerja sama dengan advertising company untuk membantu mempromosikan produk Anda.
4. Mengatasi rasa takut akan adanya kegagalan
Kegagalan dan kerugian menjadi momok besar bagi para pelaku usaha, jika Anda tidak berani melawan rasa takut tersebut maka usaha Anda tidak akan berkembang. Lawan rasa takut itu dengan melakukan apa yang Anda takutkan, jalankan usaha Anda dengan fokus dan ketekunan Anda. Karena segala tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat diselesaikan jika Anda fokus dalam menjalankan usaha Anda.
Tidak ada kesulitan yang tidak dapat diselesaikan, untuk itu jangan pernah takut dan ragu untuk membuka sebuah usaha. Kesuksesan usaha Anda tergantung dari niat, tekad dan usaha Anda. Salam sukses.
Cara mudah memulai bisnis
Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang ideal. Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu yang luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk mendapatkan semuanya dalam waktu yang bersamaan tentu butuh pengorbanan yang lebih besar.
Apalagi bagi kita-kita yang masih berstatus sebagai karyawan di tempat lain, menunggu kondisi ideal bisa menjadi pilihan yang sulit.
Salah satu pilihan bagi seorang karyawan untuk memiliki bisnis sendiri adalah membuka usaha sambilan. Sehingga kita bisa tetap bekerja dan mendapatkan gaji. Dan kita berusaha mendapatkan tambahan penghasilan lewat usaha yang kita rintis.
Membuka usaha sambilan bisa menjadi pilihan yang menyenangkan kalau kita bisa menentukan jenis usaha dan skala usaha sesuai minat dan kemampuan kita. Kalau memang kita punya kondisi yang ideal, pilihan untuk membuka perusahaan, membuka toko, atau mengambil franchise adalah pilihan yang tepat.
Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha, yaitu dengan sistem KONSINYASI.
Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke toko, kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan menghemat banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada barang dagangan dan investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke toko orang lain. Barangnyapun tidak harus buatan sendiri, bisa barang yang kita beli grosiran kemudian kita titipkan ke beberapa toko.
Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil seperti kios kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh, berapa harganya, kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan kesepakatan lain dibicarakan bersama dan setelah deal atau kedua pihak sepakat maka Konsinyasi bisa dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini dilakukan secara tertulis (dan memang seharusnya tertulis) meskipun dalam format yang sederhana, sehingga jika ada perselisihan, sudah ada pedomannya.
Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket sudah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Pengalaman di kios kami (Kios Addina), setelah terlihat tokonya hidup (banyak pelanggan dan banyak transaksi), ternyata banyak yang datang menawarkan konsinyasi. Awalnya kami sangat berhati-hati, ada rasa khawatir barangnya nanti tidak laku. Tapi Alhamdulillah banyak barang konsinyasi yang berhasil terjual di kios kami.
Barang yang ditawarkan ke Kios kami juga beragam. Awalnya hanya jilbab dan produk serupa, kemudian ada yang menawarkan minyak wangi, dan bahkan sekarang ada yang menitipkan tas wanita. Para pemilik barang yang menitipkan di kios kami, secara berkala mengecek barangya laku atau belum, perlu ditambah atau belum. Kadang juga cukup dilakukan dengan SMS dan jika sudah laku, pemilik barang datang ke kios kami untuk menerima pembayaran barangnya yang laku.
Terus bagaimana kalau barang tidak laku? Pemilik barang biasanya menukar dengan barang lain dan mungkin barang yang tidak lakuk di kios kami bisa dan mungkin sekali laku di tempat lain. Jadi kalau mau menitipkan barang konsinyasi sebaiknya jangan hanya ke satu toko. Kalau bisa menitipkan barang ke banyak toko, sama saja kita punya toko banyak tanpa harus sewa toko, tanpa harus membayar karyawan, dan uangpun mengalir…
Nama : May Puspita Sari
Kelas : 1EB11
NPM : 29210044